BANDUNG (bisnis-jabar.com): Kementerian Lingkungan Hidup
mencatat hanya terdapat enam perusahaan di Indonesia yang menerapkan green
economy pada kebijakan perusahaan sejak awal 2011.
Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan memang
banyak negara berkembang yang bertanya atau belum memahami konsep green
economy.
“Indonesia terus menyarankan agar perusahaan menggunakan energi
yang ramah lingkungan,” ujarnya seusai membuka konferensi internasional anak
dan pemuda Tunza Indonesia 2011 di Sabuga Bandung, hari ini.
Meski masih terbilang minim, namun Gusti mengatakan, sudah ada
provinsi di Indonesia yang menerapkan konsep green economy dalam regulasi
daerahnya. Salah satunya adalah Bali yang menerapkan turunan dari konsep green
economy berupa green building.
“Di Bali itu menerapkan bahwa hotel-hotel di sana harus
menggunakan minimal 10% solar system, jika tidak maka pelaku usaha tidak
mendapatkan izin mendirikan hotel,” katanya.
Dia mengatakan indikator sebuah perusahaan sudah menerapkan
konsep ekonomi hijau ini adalah aktivitas perusahaan itu selalu
mempertimbangkan persoalan lingkungan. Perusahaan tambang, misalnya.
“Untuk perusahaan tambang, mereka akan memerhatikan ekosistem di
sekitarnya. Kegiatan pertambangan itu pasti menganggu, tapi tidak seenaknya.
Tak bisa dihindari pasti ada dampaknya terhadap lingkungan, namun diusahakan
meminimalisir dampak tersebut,”jelasnya.
Dia menambahkan pekerjaan ramah lingkungan atau green jobs di
negara berkembang akan menguntungkan penduduk negara tersebut, terutama untuk
generasi muda. Oleh karena itu, menurutnya, sangat penting untuk
mengembangkan keterampilan baru dan kapasitas di bidang ini untuk masa depan.
Isu Green Economy inilah yang dibawa pada konferensi
internasional Tunza Indonesia 2011. Konferensi yang diikuti lebih dari
1.400 partisipan anak-anak dan pemuda ini diharapkan dapat menjadi kunci untuk
mengatasi permasalahan dalam menerapkan green economy di seluruh dunia.
“Kami berharap Deklarasi Bandung ini dapat membawa ide-ide yang
dapat disampaikan pada agenda internasional berikutnya, yaitu Rio+20 di Rio De
Janero Brazil,” katanya.
Data Organisasi PBB untuk Lingkungan (UNEP)menunjukkan beberapa
negara dan institusi pendidikan telah mulai fokus pada program pelatihan untuk
membangun keahlian strategis untuk konsep Green Economy dengan lebih banyak
pekerjaan yang ramah lingkungan.
Di Indonesia sendiri, menurut UNEP, 40% tenaga kerja bekerja di
sektor agribisnis. Sementara di Bangladesh, perusahaan Grameen Shakti
telah melatih lebih dari 1.000 perempuan dan remaja untuk mendapat sertifikat
teknisi solar.
Sementara itu Wakil Presiden RI Boediono menambahkan jawaban
untuk mengatasi ancaman ledakan penduduk dan eksploitasi sumber daya alam saat
ini adalah melalui penggunaan teknologi yang cocok dengan konsep Green Economy.
Boediono mengharapkan, melalui Konferensi Tunza yang bertema
‘Reshaping Our Future through a Green Economy and Sustainable Lifestyles’
ini, generasi muda dapat terlibat secara aktif dan menghasilkan ide-ide segar
yang inovatif dalam konsep Green Economy.
“Kami dari generasi saat ini, para pemimpin, harus mendengarkan
suara generasi muda dan mengakomodir pandangan mereka tentang kelanjutan Green
Economy dan gaya hidup yang berkesinambungan,” katanya.